Motif ini mengusung perpaduan dua unsur utama yang kontras namun saling melengkapi: struktur geometris dan ragam hias flora. Di bagian dasar motif, tampak barisan bentuk segitiga yang disusun diagonal menyerupai pola lereng, sebuah gaya klasik dalam tradisi perbatikan Jawa. Warna-warna tanah seperti coklat tua dan krem pada bentuk segitiga tersebut memberikan kesan hangat dan mengakar, seolah merepresentasikan kestabilan dan kedalaman filosofi budaya Jawa. Setiap segitiga dilapisi garis putih tegas yang membantu memperjelas batasan bentuk dan sekaligus memberikan aksen visual terhadap latar kain yang didominasi warna hitam.
Di antara komposisi segitiga tersebut, muncul elemen motif bunga berwarna ungu dengan empat kelopak membulat. Warna ungu yang digunakan tampak mencolok namun tetap harmonis, seakan-akan menjadi pusat perhatian di tengah latar yang gelap dan struktur lereng yang teratur. Kehadiran bunga ini tidak berdiri sendiri; ia dikelilingi oleh detail daun hijau dan garis-garis lengkung putih yang membentuk siluet seperti kelopak tambahan atau bayangan, menambah kedalaman visual dan memperhalus transisi dari bentuk geometris ke organik.
Bunga dan dedaunan tidak hanya memperkaya tampilan secara estetis, melainkan juga membawa simbolik tersendiri. Dalam budaya visual Jawa, bunga kerap dikaitkan dengan kecantikan, keseimbangan, dan harmoni, sedangkan daun menjadi lambang pertumbuhan dan kesinambungan. Penempatan keduanya dalam struktur lereng menciptakan narasi visual tentang bagaimana keteraturan dan keindahan alami dapat hidup berdampingan secara seimbang.
Motif ini dapat dipahami sebagai wujud perpaduan antara nilai-nilai tradisi dan eksplorasi desain kontemporer. Keberadaan pola lereng menegaskan keterhubungan dengan akar budaya, sementara interpretasi bunga dan permainan warna kontras mencerminkan pendekatan modern yang tetap menghargai keanggunan bentuk klasik. Batik ini tidak hanya memanjakan mata dengan keindahan simetri dan warna, tetapi juga menyimpan makna filosofis tentang keharmonisan antara manusia, alam, dan kebudayaan.