Kain ini menghadirkan motif semanggi sebagai elemen utama dalam komposisi visual yang padat dan ekspresif. Daun semanggi digambar dalam ukuran besar dengan bentuk menyebar dan warna jingga terang yang kontras terhadap latar belakangnya. Setiap helai daun memiliki guratan kuning yang menyerupai urat daun, menciptakan ritme visual yang tegas namun tetap lembut dalam penyusunan garis.
Latar belakang kain dipenuhi dengan titik-titik bulat berukuran beragam, mulai dari kecil hingga besar, dalam warna hitam pekat dengan garis tepi putih. Pola ini menghasilkan kesan tekstur yang kuat dan padat, seolah-olah menggambarkan permukaan tanah yang subur dan penuh kehidupan. Di antara motif semanggi dan titik-titik tersebut, terdapat sulur berwarna hijau zaitun yang meliuk-liuk secara bebas. Sulur ini seperti tumbuhan merambat yang tumbuh di sela-sela tanah dan daun, memberi kesan gerak yang hidup dan menyambungkan seluruh elemen desain.
Motif semanggi dalam konteks Surabaya bukan sekadar bentuk daun; ia merupakan simbol lokal yang erat dengan kuliner khas kota ini — pecel semanggi. Namun lebih dari itu, semanggi juga menjadi representasi kehidupan warga Surabaya yang sederhana, merakyat, dan memiliki daya tahan kuat. Keberadaannya sebagai tanaman liar yang bisa tumbuh di berbagai medan menjadikannya simbol ketangguhan dan keberlanjutan hidup.
Dari sudut pandang visual, komposisi ini menggabungkan tiga elemen penting: pusat motif daun sebagai daya tarik utama, latar titik-titik yang menciptakan kedalaman dan irama, serta garis sulur yang menjadi pengikat antar bagian. Ketiganya bekerja bersama menciptakan kesan alami, dinamis, dan penuh energi.
Pemilihan warna jingga pada daun semanggi menyiratkan kehangatan dan semangat, sedangkan latar hitam-putih memberi kesan kontras kuat dan tegas. Perpaduan ini mencerminkan karakter masyarakat Surabaya yang lugas, berani, dan terus berkembang dalam keberagaman.
Desain ini memadukan identitas lokal dengan ekspresi visual kontemporer yang tidak hanya menyenangkan secara estetis, tetapi juga mampu menyampaikan narasi budaya yang kuat melalui bahasa simbolik kain.